Kandunganoksigen dalam air di atas 6 ppm dapat mendukung kehidupan tumbuhan, ikan, dan makhluk hidup dalam air. Kandungan oksigen kurang dari 2 ppm hanya dapat mendukung kehidupan cacing, bakteri, jamur, dan mikroorganisme pengurai. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen dan proses fotosintesis fitoplankton.
Editor Makmun Hidayat Salah satu cara mendeteksi unsur hara dalam tanah melalui kondisi fisik tanaman, yang disampaikan Peneliti Kimia dan Kesuburan Tanah, Balai Penelitian Tanah, Ir. A. Kasno, MSi, dalam bimbingan teknis online, Senin 16/8/2021. -Foto Ranny Supusepa Hal ini akan menghindari penurunan produktivitas lahan pertanian, yang mulai terjadi sejak tahun 1987. “Penurunan ini merupakan hasil dari kurangnya asupan bahan organik, pencemaran bahan kimia, kerusakan sifat tanah hingga kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia berlebih,” urainya. Untuk melakukan deteksi hara, yang perlu dilakukan adalah pengamatan defisiensi hara di lapangan, mengetahui jenis tanah dan iklim, mengetahui peta status hara P dan K di tanah, analisis status hara dengan tes kit serta menggunakan soil sensor. “Deteksi ini dapat dilakukan secara cepat. Misalnya, pada tanah masam selalu ditemukan tanaman melastoma. Jadi kalau melihat tanaman ini, sudah pasti tanahnya masam. Tak perlu dicek lagi,” urainya lagi. Atau dalam kasus tanaman jagung, gejala kekurangan hara bisa terlihat dari daun. “Kalau kekurangan hara P, daunnya jadi ungu. Kalau kuning warna daunnya, artinya yang kurang adalah hara N,” tandasnya. SELANJUTNYA 1 2 Tanamanjagung memerlukan unsur hara untuk kelangsungan hidupnya. Dari unsur hara tanaman ada tiga unsur utama seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Namun dalam prakteknya untuk Bagi Anda yang ingin bercocok tanam, idealnya Anda wajib mengetahui keadaan usur hara dalam tanah terlebih dahulu. Apakah keadaan tanah tersebut sudah cukup kandungan unsur haranya atau kurang? Dengan uji laboratorium sebenarnya pertanyaan tersebut dapat Anda pecahkan. Tetapi dibutuhkan biaya, prosedur serta waktu yang lama untuk melakukan uji tersebut. gambar kandungan unsur hara pada tanah Dalam dunia pertanian mengetahui keadaan unsur hara esensial tanah sebelum Anda melakukan tanam adalah penting. Karena jika terjadi kekurangan salah satu unsur hara esensial mikro dan makro pada tanah, akan berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil panen tanaman. Pada pembahasan kali ini kami akan memberikan informasi yang menarik untuk Anda baca. Dengan kemunculan teknik baru yang akan lebih memudahkan Anda, untuk menguji kandungan unsur hara tanah sendiri, dengan biaya yang murah dan juga mudah dipraktekan. Teknik baru ini disebut MOET Minus One Element Technique. Kemunculan teknik MOET ini pertama kali ditemukan oleh seorang konsultan senior agronomi yang bernama Doktor Cesar Mamaril. Selain sebagai konsultan beliau juga merupakan pensiunan dari Badan Pusat Riset Tanaman Padi International IRRI. Dr. Cesar Mamaril bersama rekannya mencoba mengembangkan teknik MOET ini di wilayah datar rendah. Pada pembahasan sebelumnya Dr. Cesar Mamaril juga pernah menyampaikan mengenahi manfaat serta kegunaan metode unsur hara minus satu MOET yang beliau paparkan pada majalah RiceToday. Dari 16 jumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman, sebanyak 13 unsur hara didapatkan tanaman dari tanah. Meliputi Ca Kalsium, Kalium K, Nitrogen N, Pospor P, Sufur S, Magnesium Mg, Besi Fe, Tembaga Cu, Seng Zn dan Mn Mangan. Serta sisa 3 unsur hara berasal dari udara O oksigen, C Karbon dan H Hidrogen. Pada budidaya tanaman jika kekurangan salah satu unsur tersebut, maka tanaman akan tumbuh tidak normal. Agar kebutuhan usur hara esensial dapat tercukupi dengan baik oleh tanaman, maka Anda perlu melakukan pemupukan pada media tanamnya. Akan tetapi yang menjadi masalah dalam pemupukan adalah ukuran, maupun dosis yang kadang tidak sesuai dengan kondisi kebutuhan tanah tersebut. Hal ini justru membuat pemberian pupuk menjadi rutinitas berdasarkan ajuran saja, tanpa memperhatikan setatus tanah. Untuk mengatasi pemborosan pengunaan pupuk, Anda membutuhkan informasi mengenahi kandungan unsur hara pada tanah yang akan ditanami. Mengetahui kandungan tanah sebelum tanam Mengecek Kadungan Unsur Hara dengan Teknik MOET Penerapan teknik MOET ini diharapkan dapat membantu Anda untuk mempermudah dalam kegiatan usaha tani. Teknik ini dimaksudkan agar Anda cukup menambahkan salah satu unsur hara yang menjadi kekurangan pada tanah. Analisa kandungan hara tanah yang kurang, dapat Anda deteksi dengan cara tidak mengikut sertakan salah satu unsur saat pemupukan minus satu. Kemudian Anda akan melihat secara langsung dampak yang ditimbulkan dari pengurangan salah satu unsur pada tanaman. Hal ini bisa Anda praktekan dengan mengambil sampel tanah pada lahan. Uji coba teknik MOET ini sudah dipraktekan oleh Dr. Mamaril di Pilipina. Dengan melakukan sampel dilahan pertanian dataran rendah. Uji coba dilakukan dengan mengunakan formulasi unsur N, K, Zn, P, CU dan S, dalam hal ini hanya 6 usur yang digunakan, dengan alasan di Pilipina sebagian besar lahan padi dataran rendah selalu kekurangan 6 kandungan unsur hara tersebut. Formulasi uji MOET dilakukan dengan minus satu unsur yakni Minus P tanpa ada kandungan P, namun 5 unsur yang lain ada, minus N, minus K, minus Zn, Minus CU, minus S dan unsur lengkap mengandung 6 unsur hara. Untuk lebih jelasnya Anda bisa mempraktekan teknik MOET pada uji coba sederhana sebagai berikut ini Pertama Anda harus ambil sampel tanah pada lahan, masukan sampel tersebut kedalam polybag atau pot berukuran 4 hingga 5 kg, kemudian masukan formulasi unsur hara pada polybag tersebut. Jika lahan yang Anda miliki seluas satu hektar maka ambil sampel tanah sebanyak 35 titik lokasi, agar lebih merata. Akan tetapi jika kondisi lahan model bertingkat atau teras iring sebaiknya titik sampel diambil lebih banyak lagi. Catatan tanah diambil pada lahan sebelum diolah atau dibajak. Siapkan bibit tanaman misal padi umur 12 hari sebanyak 5 batang yang ditanam ke media polybag tersebut. Biarkan kondisi tanah tetap tergenang air. Dalam uji coba Anda wajib menggunakan air yang berasal dari sumber mata air yang sama. Setelah berjalan minimal 10 hari, amati pertumbuhan tanaman, selanjutnya lakukan penyeleksian pada tanaman padi dan sisakan hanya 2 batang tanaman yang memiliki pertumbuhan paling bagus. Percobaan mengunakan teknik MEOT Dalam waktu 30 hari kemudian Anda sudah bisa melihat hasilnya. Caranya amati tanaman dan lakukan perbandingan pertumbuhanya. Anda bisa lihat secara fisik mana tanaman yang tumbuh dengan baik, yang kurang dan berada di polybag atau pot dengan formulasi yang mana minus unsur apa. Jika hasil seluruh tanaman tumbuh dengan baik dan seragam, itu artinya tanah yang ada di lahan Anda, tidak kekurangan unsur hara. Tetapi jika terjadi ketimpangan pertumbuhan, Anda bisa mengidentifikasi unsur hara apa yang kurang dan di titik lokasi mana Anda akan memberikan pupuk dengan jumlah sesuai kebutuhan. Teknik MOET ini tergolong sangat mudah dilakukan, lebih menghemat biaya dan dapat meminimalisir resiko kerugian, akibat pengeluaran biaya pemupukan yang tidak tepat sasaran. Sehingga pendapatan dalam usaha tani dapat Anda dioptimalkan. Meski terlihat sederhana, namun harus Anda akui penemuan cerdas Dr. Cesar Mamaril ini sangat bermanfaat bagi kalangan petani kecil. Silahkan share info agri ini, agar bisa membantu petani kita… Dimuat dari berbagai sumber Padatanaman yang sekitar pH netral, disebakan karena pH tersebut kebanyakan unsur hara larut dalam air. Ditinjau dari berbagai segi, tanah yang mempunyai pH antara 6-7 merupakan pH yang terbaik (netral), pada pH dibawah 7 merupakan tanah yang masam sehingga unsur P tidak dapat diserap tanamankarena diikat (difiksasi) oleh Al sedangkan pada sumber gamber Lapisan teratas sebelum atmosfer yang melapisi dan mengelilingi bumi, menyediakan kebutuhan bagi organisme yang hidup di atasnya, serta mengandung unsur-unsur kimia dengan fungsi berbeda yang dimiliki oleh setiap unsurnya. Tanah, ya, tanah merupakan media alami dengan berbagai fungsi, salah satu fungsi yang biasa diketahuinya yaitu sebagai media tumbuh dan berkembangnya makhluk hidup contohnya saja tanaman. Unsur-unsur kimia dalam tanah memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan ekosistem alami. Yaitu sebagai penyedia kebutuhan hara tanaman. Unsur kimia tanah diserap tanaman dalam bentuk ion, sehingga tidak semua unsur dalam tanah dapat diserap oleh tanaman. Terdapat 16 unsur hara kimia dalam tanah yang diperlukan oleh tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik. Namun hanya enam unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar, unsur hara tersebut biasa disebut dengan unsur hara essential dan kesepuluh lainnya disebut dengan unsur hara non – essential. Unsur hara dalam tanah juga biasa dibedakan dengan unsur hara makro dan juga mikro. Pada unsur mikro, apabila diserap terlalu berlebihan oleh tanaman maka akan bersifat toksik. Enam unsur hara essential atau makro diantaranya nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium dan sulfur. Nitrogen dan fosfor dalam tanah, termasuk ke dalam unsur yang berjumlah sedikit dalam tanah, unsur-unsur tersebut sebagian besar berada pada status tidak tersedia untuk tanaman, kerena untuk diserap oleh tanaman, unsur tersebut harus mengalami proses dekomposisi menjadi nitrat sehingga dapat diserap oleh tanaman. Unsur hara mikro dalam tanah diantaranya besi, mangan, seng, tembaga, boron, molybdenum, dan khlor. Unsur-unsur kimia tersebut hanya dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah sedikit. walaupun dibutuhkan sedikit, apabila tanaman kekurangan unsur-unsur tersebut tetap akan mengalami defisiensi unsur hara yang akan ditandai dengan perubahan fisiologis seperti nekrosis ataupun kerdil. roch Apaitu pengertian unsur hara juga jenisnya sebagai zat penting untuk pertumbuhan tanaman serta apa saja manfaatnya bagi tanaman. (Bo) => Di dalam tanah, hara yang satu ini tersedia dalam jumlah yang terbatas. Hara yang satu ini juga mudah tercuci; Molibdenum (Mo) => Memiliki tugas sebagai pembawa elektron guna mengubah nitrat menjadi enzim Idealnya, petani sebelum bertanam sudah tahu keadaan kandungan hara esensial dalam tanah yang akan ditanami. Apakah cukup atau apa yang kurang. Diagnosa dengan uji laboratoris pertanyaan itu dapat terjawab, tetapi butuh biaya yang bagi petani kecil umumnya di luar jangkauan. Lagi pula prosedur dan pelaksanaan perlu waktu cukup lama. Mengetahui status hara esensial dalam tanah sebelum ditanami penting karena kekurangan salah satu hara esensial, makro ataupun mikro, akan menimbulkan akibat negatif tertentu pada tanaman, pertumbuhan atau hasilnya. Kebutuhan tersebut tampaknya kini sudah dapat dipenuhi dengan mudah, murah dalam jangkauan petani kecil. Kabar gembira itu berupa kemunculan teknik baru uji kandungan hara esensial dalam tanah yang dinamai Minus-One Element Technique MOET. MOET dirancang oleh pakar agronomi Dr. Cesar Mamaril, yang setelah pensiun dari Pusat Riset Padi Internasional IRRI bekerja selama 17 tahun sebagai konsultan senior tanah dan agronomi pada Philippine Rice Research Institute PhilRice. Di PhilRice, ia besama rekan sekerja mengembangkan dan mengaplikasikan MOET untuk pertanian padi di dataran rendah. Dalam satu uraian yang dimuat Majalah RiceToday edisi terbaru, Dr. Mamaril menekankan kegunaan dan manfaat teknik hara minus satu yang dirancangnya. Dari 16 hara esensial yang dibutuhkan tanaman, 13 jenis diperoleh dari tanah yakni nitrogen N, posfor P, kalium K, kalsium Ca, magnesium Mg, sulfur S, tembaga Cu, besi Fe, mangan Mn, seng Zn, dan boron Bo. Tiga lainnya dari udara dan air, yakni karbon C, hidrogen H, dan oksigen O. Kekurangan salah satu hara esensial ini akan menyebabkan tanaman tidak tumbuh normal. Tanaman menyerap hara dari tanah atau air dalam tanah sehingga hara yang tertinggal akan berkurang karena hasil atau juga limbah tanaman terbawa keluar lahan. Untuk memenuhi kecukupan hara maka dilakukan pemupukan pada tanah. Masalahnya pemupukan seolah sudah menjadi rutinitas memenuhi resep anjuran, tidak secara terukur jumlah dan terpilih jenis hara sesuai dengan status hara masing-masing dalam tanah. Untuk menghemat penggunaan pupuk maka informasi tentang hara mana yang kurang pada tanah yang akan ditanami menjadi penting. Apalagi aplikasi pupuk yang berlebihan akan merugikan lingkungan. Konsep MOET Dengan konsep MOET dimaksudkan agar petani cukup menambahkan saja hara yang berdasarkan analisis kurang pada tanah yang akan ditanami. Informasi tentang hara esensial yang kurang dapat dideteksi dengan cara melakukan formulasi pemupukan yang pada setiap pemupukan ada satu unsur hara yang tidak diikutkan teknik minus satu unsur hara/MOET. Dengan tidak memberikan satu jenis hara akan dilihat apa dampaknya pada pertumbuhan tanaman. Itu dipraktekkan pada contoh-contoh tanah yang diambil dari lahan pertanaman. Pada kit MOET yang digunakan pada pertanian padi di dataran rendah Pilipina, formulasi pemupukan MOET dibatasi pada unsur-unsur hara untuk N, P, K, S, Zn dan Cu. Alasannya adalah bahwa di bagian terbesar pertanian padi dataran rendah Pilipina keenam unsur hara itu selalu kurang. Jadi disusun 7 formulasi pemupukan sebagai uji status hara tanah, yakni Minus N tidak mengandung N tetapi lima hara lainnya ada; Minus P; Minus K; Minus S; Minus Zn; Minus Cu; dan Lengkap semua ke enam unsur hara ada. Pelaksanaannya sederhana saja. Wadah uji menggunakan pot-pot atau wadah plastik yang dapat menampung 4 kg sampel tanah basah jumlah pot sama dengan jumlah formulasi pemupukan. Dari lahan satu hektar yang cukup seragam sebaiknya diambil secara sampel tanah dari 35 lokasi. Untuk lahan yang tingkat kesuburan bergradasi seperti lahan miring diperlukan sampel dari lebih banyak lokasi. Sampel diambil sebelum tanah diolah/dibajak. Bibit yang berumur 12 hari sebanyak paling sedikit 5 batang lalu ditanam ke dalam masing-masing pot dengan formulasi pemupukan masing-masing. Tanah dibiarkan tetap basah tetapi tidak tergenang air hingga tanaman sudah cukup mantap. Pengairan semua tanaman dilakukan dengan air dari sumber yang sama dengan yang digunakan pada lahan pertanian padi yang dikelola. Sesudah 10 hari, sebagian tanaman padi dalam pot dicabut, tinggalkan hanya dua batang yang dinilai terbaik. Bukti Visual Dalam 30 hari setelah pindah tanam bibit ke pot sudah akan terbukti secara visual perbedaan pertumbuhan tanaman antara pot. Juga bida dibandingkan pada tanaman di pot dengan formulasi pemupukan lengkap. Dapat disaksikan mana yang tumbuh baik, mana yang kurang baik dan di pot dengan formulasi mana yang minus hara apa. Bisa disimpulkan tanaman dalam pot yang mana kekurangan unsur hara apa. Atau tanah dari lokasi mana kekurangan unsur hara apa. Bila tanaman pada semua pot berisi tanah sampel dari satu lokasi bagus dan seragam pertumbuhannya, maka tanah di lokasi bersangkutan tidak kekurangan unsur hara yang masuk dalam formulasi. Untuk memperoleh ketepatan analisa yang lebih akurat, sesudah 45 hari sejak pindah tanaman padi dalam pot dicabut dan biomasanya ditimbang. Dengan bukti visual demikian, petani akan tahu tanah di lokasi mana yang perlu diberi pemupukan unsur hara apa. Petani tinggal memilih unsur hara mana yang masih perlu ditambahkan sesuai dengan takaran sesuai anjuran para penyuluh pertanian. Selain hemat biaya, penggunaan sistem analisis hara tanah MOET juga mengurangi dampak merugikan pupuk terhadap lingkungan serta menambah hasil dan pendapatan bagi petani. Harus diakui model uji MOET ini merupakan temuan sangat cerdas tetapi sederhana, murah dan mudah serta dapat dapat dilakukan sendiri oleh petani kecil. Dr. Mamaril mengaku merancang konsep MOET itu ketika masih bekerja sebagai peneliti IRRI yang bertugas di Indonesia. Kit MOET kini tersedia bagi peminat dengan harga sekitar 4 dolar AS di Philippine Rice Research Institute. Olson PS Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066 SfJGp. 33 70 54 83 231 453 267 163 319